Indo Suggest - Pernahkah kamu berpikir salah satu keajaiban adalah saat telur tergolong sebagai makanan serbaguna?
Oleh karena itu, fakta tentang telur tampak menyenangkan untuk diperbincangkan orang-orang. Apalagi, telur ayam dapat terbentuk dalam 24 sampai 26 jam, lho.
Dalam setahun, seekor ayam juga dapat bertelur hingga 250 butir.
Memahami Fakta Telur Secara Detail
Jika diingat baik-baik, guru IPA di sekolah sering berkata bahwa telur adalah protein yang sesungguhnya.
Di sisi lain, manusia juga menemukan berbagai cara untuk mengolah berbagai telur, mulai dari digoreng, direbus, sampai telur mentah yang dapat ditambahkan pada smoothie.
Lantas, apa saja fakta-fakta tentang telur yang layak untuk diperbincangkan?
1. Telur Dianggap Buruk
Ternyata, sebelum populer sebagai bahan makanan, telur sempat memiliki reputasi yang buruk. Pasalnya, berdasarkan asumsi orang-orang di masa lalu, telur dianggap tidak sehat, khususnya karena memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Akan tetapi, hal ini adalah buntut kesimpulan yang salah, yakni tentang kolesterol di dalam makanan yang berkontribusi untuk meningkatkan kolesterol darah.
Padahal, kolesterol memang berperan penting untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh. Dengan demikian, apapun yang kamu dengar, cobalah untuk merenungkannya sesaat.
Sampai sekarang, peneliti juga tidak memberi batasan soal berapa banyak telur yang DAPAT dimakan agar kolesterol memiliki kadar yang berbahaya.
2. Tetap Simbolis
Fakta telur berikutnya adalah tentang simbol-simbol di berbagai peradaban. Berdasarkan catatan sejarah, orang-orang dapat menemukan simbol kesuburan, kelahiran, dan kehidupan yang digambarkan dari sebuah telur.
Bahkan, simbol-simbol ini menandai adanya peradaban manusia di masa lalu, yakni jauh sebelum masa-masa Kristen.
Di sisi lain, kamu dapat mendengar pepatah Romawi yang mengatakan bahwa semua kehidupan memang berasal dari telur. Selain itu, dapatkah kamu berkomentar mengenai simbol-simbol telur lainnya?
Baca juga: 8 Dampak Bulliying di Webtoon Loser Life
3. Telur Eksis di Sejarah Kuno
Tampaknya, telur memang memiliki rekam jejak yang sukar diprediksi. Hal ini terbukti ketika telur ikut campur dalam sejarah kuno, khususnya sebagai bahan makanan masyarakat di belahan dunia.
Bayangkan, di bangsa Romawi kuno saja, merak telah menghasilkan telur-telur untuk dimakan. Tidak hanya itu, bangsa Cina juga digadang-gadang kerap memakan telur merpati, lho.
Dengan demikian, telur tidak hanya berasal dari ayam, bebek, atau puyuh. Namun, kamu juga dapat menemukan telur-telur lainnya yang dapat dikonsumsi, seperti telur burung unta dengan bobot 1 sampai 2 kilogram.
Bahkan, orang-orang modern juga mengonsumsi telur ikan Caviar dan Hilza, sebab memiliki nutrisi dan rasa yang lezat.
4. COVID-19 Meningkatkan Permintaan Telur
Fakta telur juga berkaitan pandemi COVID-19 di akhir tahun 2019. Sebagaimana dilansir dari The Conversation, penjualan telur meningkat hingga 13 miliar sejak tahun 1980-an.
Tentu saja, hal ini menyebabkan masalah lainnya, yakni tentang kenaikan harga telur secara signifikan.
Berdasarkan catatan sejarah, permintaan telur memang terus meningkat di masa perekonomian yang sukar.
Mungkin, naiknya permintaan ini terkait dengan kandungan nutrisi yang ditawarkan. Pasalnya, jika dibandingkan dengan bahan makanan yang menawarkan nutrisi sama, telur justru memiliki harga yang relatif murah.
5. Makan Telur Ayam, Bukan Berarti Memakan Ayam
Mungkin, kamu pernah mendengar bisik-bisik bahwa memakan telur ayam sama dengan memakan ayam.
Akan tetapi, hal ini benar-benar keliru. Pasalnya, ayam bukan mamalia sehingga tidak memiliki rahim. Dengan demikian, telur dan rahim adalah dua hal yang berbeda.
Sebagai perbandingan, jika kamu memakan anak sapi dari rahim ibu sapi, maka kamu benar memakan sapi. Namun, telur tetaplah telur dan benar-benar berbeda dari ayam.
Selain itu, telur ayam yang dijual secara komersial umumnya juga belum dibuahi. Dalam hal ini, kamu tidak perlu terheran-heran, sebab ayam dapat bertelur dengan atau tanpa adanya ayam jantan yang lain. Namun, kamu harus mempertahankan nutrisi dan cahaya, ya.
6. Inggris Memerhatikan Hak Asasi Para Ayam
Fakta telur lainnya adalah soal hak asasi yang diberikan di Inggris. Hak ini membuat ayam dapat memperoleh kandang yang lebih luas, di mana ayam-ayam dapat mengekspresikan perilaku seperti ayam-ayam pada umumnya.
Jadi, ayam dapat bersarang secara bebas, mandi debu secara berkala, dan bertengger bersama teman-temannya.
Tentu saja, hal ini sangat berbeda dengan peternakan di Indonesia, di mana ayam-ayam justru mendapatkan kandang yang sempit seumur hidupnya.
Padahal, ayam sama seperti hewan-hewan yang lain, yakni layaknya kucing, anjing, atau babi. Dalam hal ini, perbedaaan hewan-hewan tersebut adalah tingkat intelegensi.
Baca juga: 8 Jenis Cokelat di Dunia
7. Dianggap sebagai Makanan Paling Bergizi
Sampai sekarang, telur dianggap sebagai makanan paling bergizi di muka bumi. Telur memang mengandung protein yang penting untuk tubuh, tetapi telur juga tetap memiliki harga yang murah jika dibandingkan bahan makanan yang lain.
Menurut penelitian, telur juga mengandung vitamin B2, lemak dalam jumlah rendah, selenium, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, tidak heran jika pelajaran IPA di sekolah kerap mengajarkan telur sebagai contoh protein hewani.
Tujuannya agar orang-orang memahami manfaat telur sejak dini, sebab telur dapat ditemukan dengan mudah dan dijual dengan harga yang relatif murah.
8. Menawarkan Kegunaan Lainnya
Dalam praktiknya, telur tidak hanya berperan sebagai bahan makanan, melainkan juga memiliki kegunaan lainnya.
Misalnya, telur dapat digunakan untuk berkebun, kecantikan, dan membuat lem secara alami. Selain itu, telur juga memiliki cangkang yang kaya manfaat, seperti untuk mengendalikan hama di kebun dan membersihkan saluran yang dinilai abrasif.
Baca juga: 8 Jenis Bunga Berwarna Hitam
Demikian berbagai fakta-fakta tentang telur. Oleh karena itu, jangan lupa untuk mengonsumsi telur secara berkala, sebab telur memiliki nutrisi yang baik untuk manusia.
Nah, jika kamu menyukai fakta telur ayam, maka jangan lupa untuk membaca soal ayam termahal di dunia, ya.