Ikan hampala faktanya punya banyak nama lain. Di antara nama alias hampala adalah hampal, hambal, kancra, palung, ampalong, adungan, sebarau, hingga sebaju.
Hampala punya sisik yang cukup besar, merupakan jenis air tawar yang tersebar di seluruh Indonesia.
Khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan, namun di Jawa misalnya di Sungai Brantas juga ada.
Meski demikian, hampala jarang loh tersebar di rumah makan. Sebab populasinya menurun dan daging penuh duri menjadi faktornya.
Mengenal Karakteristik Ikan Hampala
Supaya saat casting hampala menggunakan lure andalan kamu sukses hook up, simak beberapa fakta tentang ikan hampala berikut ini.
1. Berada di Pinggir Sungai Arus Deras
Misalkan casting hampala di Brantas, otomatis aliran sungainya deras. Ikan hampala lebih banyak berada di pinggiran.
Bisa juga berada di belakang batu atau kayu berarus. Tujuannya adalah mencari makanan yang berupa serangga, udang, atau ikan kecil seperti wader dan nener nila.
Maka dari itulah, melakukan casting hampala di pinggir lebih punya persentase besar disambar. Namun tidak menutup kemungkinan, ikan tetap mengejar meskipun kamu lempar lure ke tengah.
2. Ikan Hampala Beda dengan Mahseer
Perbedaan hampala dengan mahseer ada beberapa, yang paling tampak dari corak warnanya. Ikan mahseer disebut juga sebagai The Fish Of God atau ikan dewa.
Masuk dalam genus Tor atau Kancra Tor. Ikan mahseer tidak mempunyai titik hitam di badannya, serta ekor berwarna polos tidak seperti hampala.
Ikan hampala terbesar ukurannya 11 12 dengan ikan mahseer terbesar.
Mahseer Tor Soro punya sisik trapesium dan membentuk sudut. Bibir bawah tidak punya celah atau cuping. Serta sirip pada dubur lebih pendek dibandingkan sirip pada punggung.
Ada beberapa jenis mahseer atau Tor, mulai Tor Soro, Tor Tambra, Tor Tambroides, dan Tor Douronensis.
3. Ikan Hampala Beda dengan Nilem
Perbedaan hampala dan nilem bisa tampak jelas dari karakteristik maupun bentuk tubuh. Hampala cenderung lonjong dan bulat seperti mahseer. Sedangkan nilem cenderung lebih pipih.
Kedua ikan ini sama-sama penghuni air tawar. Namun nilem terbesar tidak bisa sampai sebesar hampala terbesar.
Meski nyaris sama, kamu bisa membedakan dengan mudah dengan melihat warna ikan. Hampala sisiknya lebih cerah dan punya corak merah oranye.
Sedangkan nilem polos dan cenderung sisiknya berwarna hijau muda atau hijau tua.
Oya, moncong ikan nilem tampak seperti ada benjolan, sedangkan pada ikan hampala tidak memilikinya.
4. Bisa Dipelihara di Akuarium
Kalau kamu suka banget casting hampala, ada baiknya mencoba memelihara ikan tersebut di akuarium.
Meski tergolong sebagai ikan yang suka di air arus deras, namun siapa sangka hampala dapat kamu pelihara di vivarium air (akuarium).
Namun benar-benar perhatian ukuran kolam, media filter, dan aerator guna memenuhi kebutuhan hampala. Usahakan membuat desain akuarium menyerupai habitat aslinya, model hardscape bisa menjadi alternatif yang cocok.
5. Bisa Mencapai Ukuran Fantastis
Fakta ikan hampala adalah mampu berkembang sampai berukuran sangat besar. Ikan ompong satu ini bisa berukuran hingga panjang 90 sentimeter dengan berat sekitar 3 kilogram.
Namun beredar banyak foto hampala terbesar dan raksasa di internet. Yang mana ukurannya lebih dari 100 sentimeter, dengan bobot lebih dari 5 kilogram.
Pada dasarnya, ikan ini memang mampu tumbuh dengan baik di ekosistem yang baik pula. Terawat serta terbebas dari illegal fishing seperti menggunakan setrum, obat, maupun peledak. Mungkin kita bisa berkesempatan melihat hampala purba dengan ukuran lebih fantastis lagi.
6. Merupakan Ikan Predator
Ciri sungai yang ada hampalanya salah satunya adalah ikan-ikan kecil sering meloncat dari air. Selain itu, adanya percikan dari bawah di pinggir sungai.
Kedua hal tersebut menandakan ikan hampala tengah memburu mangsanya. Maka dari itulah, ikan hampala adalah predator meskipun tidak punya gigi alias ompong. Hmmm, nekat sekali ya ikan satu ini.
Baca juga:
7. Punya Tenaga Badak
Ikan hampala punya tenaga yang sangat kuat. Oleh karenanya, kerap dijadikan sebagai sasaran casting para angler.
Ada banyak lure untuk hampala yang bisa kamu coba ketika memburu ikan ini. Misalnya spoon, spinner, pencil WTD, dan mini popper untuk sungai air keruh.
Sedangkan minnow sinking, udang tiruan, hingga berbagai jenis soft lure untuk sungai yang cenderung tenang dan agak jernih (kehijau-hijauan).
8. Pamor Buruk di Ranah Konsumsi
Orang-orang akan memilih mengonsumsi ikan patin liar atau jendil daripada harus hampala. Hampir sama dengan ikan bader abang atau tawes, hampala punya duri yang sangat banyak dan lembut.
Karena alasan itulah ikan hampala lebih sering diburu untuk hiburan memancing atau hiasan akuarium. Pada intinya, pamornya kalah dengan ikan-ikan konsumsi yang lain.
Meski penyebarannya di sungai-sungai Indonesia masih banyak, kalau terus melanggengkan illegal fishing dengan setrum, obat, dan bom tanpa kesadaran akan lingkungan. Lambat laun semua ikan akan punah juga, manusia generasi selanjutnya yang kena dampaknya. Demikian fakta dan karakteristik ikan hampala, mari lestarikan ekosistem sungai Indonesia. //